Pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang sifat manusia di wilayah Sumatra,yaitu di wilayah Palembang.Salah satu keunikan dari manusia adalah mempunyai sifat yang berbeda satu sama lain. Walaupun secara fisik mirip (kembar), namun secara sifat pasti berbeda. Perbedaan inilah yang dapat membuat manusia saling melengkapi satu sama lain.
Orang Palembang tidak mudah membuka diri dengan orang yang baru dikenal, dengan kata lain “butuh proses”, sama halnya dengan orang Jepang. Kalau dibandingkan dengan orang Jawa atau Sunda, sungguh kelihatan bedanya. Umumnya orang Jawa atau Sunda lebih terbuka terhadap orang yang baru, lebih mudah akrab dan terbuka.Sifat terlalu curiga dan berhati-hati terhadap orang baru pada diri orang Palembang umumnya menjadikan hubungan awal berkesan kaku dan terlalu mudah akrab dengan orang yang barupun seperti umumnya orang Jawa dan Sunda mengakibatkan kita kurang bersikap waspada terhadap hal buruk yang kemungkinan akan terjadi.
Orang Palembang itu,suka makan, ngumpul bareng, peduli dgn berbuat meski di luar terlihat acuh. Kata-katanya kadang terkesan ketus,tidak basa-basi, terkesan sombong (cak ketako’an,istilahnya),tapi itu cuma gaya bahasa yang dibawa dari lingkungan. Kadang orang palembang memang cepat tersulut emosi, naik intonasi. Tapi kebanyakan tidak cuma sampai disitu.Yang umum orang palembang seperti biasanya orang Sumatera ngomongnya kenceng,tapi ini terbentuk karena dulu banyak hutan dan jarak antar tentangga jauh, sehingga komonikasi antar tetangga dari jarak jauh aja cukup karena kalo tatap muka takut ketemu harimau duluan dan ini juga mengapa orang Paling suka bawa pisau segala kalau berpergian untuk jaga diri agar tidak diganggu harimau.
Kalau soal makan memakan, orang Palembang paling doyan makan, sama kayak orang Jepang. Segala rasa ada, dari asem, manis, asin sampe pedas, lengkap jadi satu. Menu andalannya mpek-mpek dengan rasa cukanya yang khas. Sebenarnya banyak sekali makanan khas Palembang, ada yang namanya laksan, celimpungan, model ikan, tekwan, burgo, lenggang, mie celor dll..Kalau dilihat dari keseriusan dalam bekerja, umumnya orang Palembang kalah serius dengan orang Jawa. Orang Jawa terkenal “ulet”, umumnya orang Palembang masih sedikit santai, masih suka mengandalkan harta orangtua.
Perbedaan-perbedaan budaya antar daerah bisa memicu ketidakharmonisan keluarga. Untuk itu diperlukan jiwa yang besar dan sikap yang dewasa dalam menanggapi omongan-omongan yang dapat memicu prahara rumah tangga dan dengan suku-suku lainnya...
Sumber:
http://www.google.co.id